Jakarta, CNBC Indonesia – Gelombang unjuk rasa masih terus terjadi di perguruan tinggi di Amerika Serikat (AS). Para mahasiswa dan akademisi memutuskan turun ke jalan agar Presiden AS Joe Biden mau mendesak penghentian serangan Israel ke Gaza.

Banyak perguruan tinggi telah memanggil polisi untuk membubarkan demonstrasi dan perkemahan, yang mengakibatkan perkelahian sengit dan puluhan penangkapan.

Gelombang protes saat ini terinspirasi oleh peristiwa di Columbia University di New York, di mana polisi membersihkan sebuah perkemahan dan menangkap lebih dari 100 orang minggu lalu. Namun kali ini, para mahasiswa tersebut kembali mendirikan tenda.

University of Southern California mengumumkan pada Kamis (25/4/2024) bahwa mereka membatalkan upacara wisuda panggung utamanya karena langkah-langkah keamanan baru yang diambil pasca protes yang berasal dari serangan Israel ke Gaza.

Departemen Kepolisian Los Angeles mengatakan lebih dari 90 orang ditangkap Rabu malam selama protes di kampus karena dugaan masuk tanpa izin. Satu orang ditangkap karena dugaan penyerangan dengan senjata mematikan.

Kampus University of Texas juga tak luput dari unjuk rasa. Sebuah foto demonstrasi kampus itu memperlihatkan polisi dan tentara negara bagian mengenakan perlengkapan anti huru-hara dan menunggang kuda melakukan puluhan penangkapan dan memaksa mahasiswa pendemo untuk minggir.

Pada Kamis, pejabat universitas menarik kembali barikade kampus dan mengizinkan demonstrasi lain yang melibatkan mahasiswa dan beberapa staf pengajar di alun-alun utama di bawah menara jam ikonik sekolah tersebut. Kelompok ini juga memprotes penangkapan itu yang terjadi kemarin.

“Saya bersyukur semua orang selamat setelah kemarin, kami terus mengadakan kelas tatap muka, dan acara hari ini mengikuti standar lama kampus kami untuk mengizinkan demonstrasi,” kata Rektor University of Texas, Jay Hartzell, dalam sebuah pernyataan dikutip Associated Press.

Di Harvard, pengunjuk rasa mendirikan kamp dengan 14 tenda pada hari Rabu. Ini terjadi setelah unjuk rasa menentang penangguhan Komite Solidaritas Palestina Sarjana Harvard di universitas tersebut.

Akibatnya, Harvard mengunci sebagian besar gerbang di Harvard Yard. Kampus itu juga membatasi akses bagi mereka yang memiliki identitas sekolah.

Gelombang protes ini juga terjadi di kampus lain. Protes juga menyebar ke kampus-kampus seperti MIT, University of Connecticut dan University of Michigan. Di Yale University, setidaknya 47 orang ditangkap pada hari Senin setelah menolak permintaan untuk membubarkan diri.

“Universitas mengambil keputusan untuk menangkap orang-orang yang tidak mau meninggalkan alun-alun dengan mempertimbangkan keselamatan dan keamanan seluruh komunitas Yale dan mengizinkan semua anggota komunitas kami mengakses fasilitas universitas,” kata Yale, yang merupakan bagian dari kampus Ivy League, dalam sebuah pernyataan.

“Siswa yang ditangkap juga akan dirujuk untuk tindakan disipliner Yale, yang mencakup serangkaian sanksi, seperti teguran, masa percobaan, atau skorsing.”

Atas kondisi ini, Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) mengkritik penggunaan pasukan polisi untuk membungkam perbedaan pendapat. Lembaga itu mengatakan bahwa hal itu merusak kebebasan akademis.

“Begitu juga dengan pencemaran nama baik dan membahayakan mahasiswa Yahudi, Muslim dan Palestina… yang didasarkan pada komentar-komentar yang menghasut dan mencurigakan yang dibuat oleh beberapa orang tak dikenal dan bertopeng di luar kampus,” Afaf Nasher, direktur eksekutif CAIR di New York, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Sementara itu, Gedung Putih belum bersuara jelas terkait tuntutan mahasiswa ini. Namun Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan pada hari Kamis bahwa masalah demonstrasi ini bukan tanggung jawab presiden.

“Itu adalah sesuatu yang harus diputuskan oleh para gubernur,” katanya kepada wartawan, seraya menyebutkan bahwa Biden sebelumnya mengkritik protes tersebut sebagai antisemitisme.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Jokowi Kaget Lebih dari Separuh Mahasiswa Kampus AS Berasal dari China


(luc/luc)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *