Jakarta, CNBC Indonesia – Suhu terpanas dunia dilaporkan kembali mengalami rekor di April. Ini memperpanjang rekor-rekor sebelumnya yang tercipta setidaknya 11 bulan berturut-turut, sejak Juni 2023.
Hal ini terungkap dalam laporan Copernicus Climate Change Service (C3S) di buletin bulanannya, dikutip Rabu (8/5/2024). Termasuk April, suhu rata-rata dunia selama 12 bulan ini kini berada di 1,61 derajat Celcius di atas rata-rata pra industri tahun 1850-1900.
“Saya rasa banyak ilmuwan yang menanyakan pertanyaan apakah mungkin terjadi perubahan dalam sistem iklim,” kata Julien Nicolas, Ilmuwan Iklim Senior C3S, dimuat Reuters, dikutip Rabu (8/5/2024).
Beberapa kondisi ekstrem lain juga dilaporkan terjadi, termasuk suhu permukaan laut yang memecahkan rekor selama berbulan-bulan. Fenomena alam El Nino yang menghangatkan permukaan air di bagian timur Samudera Pasifik juga telah meningkatkan suhu.
“Pada titik manakah kita menyatakan bahwa kita telah kalah dalam upaya menjaga suhu di bawah 1,5? Pendapat pribadi saya adalah kita memang telah kalah dalam upaya tersebut, dan kita benar-benar perlu berpikir serius untuk menjaga suhu di bawah 2 derajat Celcius dan mengurangi emisi kita secepat mungkin,” tambah seorang ilmuwan iklim di Universitas Newcastle Hayley Fowler.
Sebelumnya negara-negara di Asia Selatan dan Tenggara mengalami cuaca panas di akhir April. Di India, cuaca mencapai 44 derajat Celsius di beberapa lokasi dan di Bangladesh penutupan sekolah dilakukan karena suhu ekstrem.
Di ASEAN Myanmar menjadi negara dengan suhu tertinggi yakni 48,2 derajat C pada 28 April lalu. Pada hari yang sama suhu mencapai 40 derajat Celcius di pusat komersial Yangon dan 44 derajat Celcius di kota kedua Mandalay.
Di Filipina, pada 23 April 2024, suhu panas sempat menyentuh angka 47 derajat C hingga mengganggu aktivitas manusia. Hingga sekolah pun didorong untuk dialihkan menjadi online.
Sementara di Thailand, suhu tertinggi tercatat sebesar 44,2 derajat C pada 27 April 2024. Dampak dari suhu yang panas tersebut yakni tercatat 30 orang tewas sepanjang tahun ini.
Di Kamboja yang menghadapi suhu tertinggi dalam 170 tahun terakhir yakni menyentuh angka 43-44 derajat C pada 30 April 2024. Alhasil, pemerintah menyarankan agar sekolah ditutup untuk memberikan keselamatan bagi semua pihak.
Artikel Selanjutnya
“Neraka Bocor” di Negara Tetangga RI, Pemerintah Tutup Sekolah
(sef/sef)