Jakarta, CNBC Indonesia – Kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2024 yang mencapai 5,11% diprediksi akan sulit terulang pada sisa 2024. Sejumlah faktor disebut menjadi pemicunya.

Kepala Ekonom BCA David Sumual mengatakan capaian pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 sebesar 5,11% didorong oleh kombinasi belanja Pemilu, pembangunan infrastruktur dan pemulihan ekspor, utamanya tembaga.

Sementara itu, peningkatan belanja konsumen di masa Ramadan dan Lebaran juga memberikan dorongan bagi sektor tertentu seperti makanan dan minuman, perhotelan dan transportasi. Sayangnya, David tidak melihat faktor pendorong serupa di kuartal-kuartal selanjutnya di 2024.

“Kami memandang hasil kuartal pertama sebagai pencapaian tertinggi untuk sementara dan tidak akan terulang lagi di kuartal berikutnya,” kata David lewat keterangan tertulis, Senin, (6/5/2024).

Merujuk pada data APBN per Maret 2024, David mengatakan belanja fiskal sudah meningkat mencapai 18% year on year. Namun, penerimaan negara justru terkontraksi sebesar 4,1%. Dia mengatakan dengan terbatasnya ruang fiskal yang ada, maka ruang untuk mendukung pertumbuhan semakin sempit.

“Terutama mengingat meningkatnya biaya subsidi atau kompensasi energi sehubungan dengan kenaikan harga minyak dan depresiasi Rupiah,” kata dia.

David juga memprediksi daya beli masyarakat berpenghasilan rendah ke depannya akan melemah seiring dengan kenaikan harga pangan dan barang-barang lainnya. Dia mengatakan konsumsi yang meningkat selama kuartal I-2024 lebih ditopang oleh belanja bantuan sosial yang dilakukan pemerintah dan impor beras.

“Jika pemerintah tidak siap untuk melanjutkan kebijakan ini, kami memperkirakan kondisi keuangan rumah tangga akan semakin memburuk,” kata dia.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Q1 2024 mencapai 5,11%. Ini merupakan pertumbuhan ekonomi kuartal I yang tertinggi sejak 2019. BPS menyebut laju pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,91%. Lalu, investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 3,79%.

Adapun, ekspor hanya mampu tumbuh 0,50%, konsumsi pemerintah sebesar 19,9%, dan konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) menjadi yang terbesar, yaitu tumbuh 24,29%. Impor pun hanya tumbuh 1,77%.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angkat suara perihal realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2024. Dia mengatakan itu merupakan hasil yang baik.

“Hasil 5,11% itu menurut saya hasil yang baik,” ujar Suahasil kepada wartawan di sela acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Senin (6/5/2024).

Menurut dia, pencapaian itu menjadi landasan yang baik untuk ekonomi Indonesia di 2024. Suahasil berharap tren positif berlanjut di kuartal II, kuartal III, dan kuartal IV.

“Kita tahu kemarin itu mungkin konsumsi cukup tinggi. LNPRT ya karena periode pemilu itu juga cukup tinggi. Jadi moga-moga habis ini memberikan lebih kepastian sehingga dunia usaha kemudian pick up,” katanya.

“Dunia usaha, investasi bisa menjadi sumber pertumbuhan yang juga cukup tinggi berikutnya,” ujarnya.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


RI Serius Tangani ‘Malapetaka’ Iklim, Ini Buktinya!


(haa/haa)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *