Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka suara terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2024 yang mencapai 5,11%, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS).
Realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 itu sedikit melenceng dari proyeksi Sri Mulyani saat konferensi pers realisasi pelaksanaan APBN kuartal I-2024. Saat itu ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi tiga bulan pertama tahun ini sebesar 5,17%.
Meski begitu, Sri Mulyani menekankan bahwa realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 itu menunjukkan bahwa kondisi perekonomian Indonesia tetap kuat, meski tekanan ekonomi global kini sangat kuat akibat tren kebijkaan suku bunga tinggi dan perang di berbagai wilayah yang memengaruhi gejolak harga-harga komoditas.
“Di tengah ketidakpastian global, ekonomi Indonesia terus dapat menunjukkan resiliensinya, terlihat dari capaian pertumbuhan pada triwulan I ini,” ucap Sri Mulyani melalui siaran pers, Senin (6/5/2024).
Sri Mulyani mengatakan, pertumbuhan ekonomi itu terutama ditopang oleh permintaan domestik yang kuat dan dukungan APBN. Konsumsi rumah tangga dan Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) tumbuh masing-masing 4,9% dan 24,3% (yoy), sedangkan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PKP) tumbuh sebesar 19,9% (yoy).
Sri Mulyani merincikan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang masih kuat terutama didorong oleh terkendalinya inflasi, meningkatnya aktivitas ekonomi selama Ramadan, kenaikan gaji ASN, dan pemberian THR. Secara tak langsung, belanja Pemerintah terkait penyelenggaraan Pemilu juga turut mendorong konsumsi rumah tangga melalui pemberian honorarium petugas Pemilu. Sementara itu, konsumsi oleh LNPRT melonjak tinggi terutama didorong oleh berbagai aktivitas terkait Pemilu 2024.
Sementara itu, konsumsi pemerintah ditopang oleh kinerja belanja pegawai dalam APBN yang sangat kuat menjadi salah satu faktor yang mendukung kuatnya pertumbuhan ini, terutama melalui kenaikan gaji ASN dan pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) dengan tunjangan kinerja 100% pada triwulan I-2024.
Di sisi lain, belanja barang dan belanja sosial yang merupakan bagian dari PKP juga meningkat. PKP menyumbang 1,1% terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 terbesar ketiga setelah konsumsi masyarakat dan investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB).
Pertumbuhan PMTB atau investasi tercatat sebesar 3,8% (yoy). Aktivitas belanja modal pemerintah terkait infrastruktur menurut Sri Mulyani turut mendorong aktivitas investasi bangunan. Kinerja investasi sektor swasta juga tergambar dari realisasi Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri kuartal I yang tumbuh tinggi 22,1% (yoy) dengan sebaran investasi antara Jawa dan Luar Jawa yang berimbang.
“Keberlanjutan hilirisasi SDA yang semakin meningkat, kinerja ekonomi makro yang sangat baik, serta stabilitas sosial politik menjaga daya tarik Indonesia sebagai destinasi investasi,” ucapnya.
Meski demikian, Sri Mulyani mengingatkan, tren perlambatan ekonomi global mempengaruhi kinerja ekspor dan impor Indonesia yang menjadi bagian dari komponen pendorong pertumbuhan ekonomi. Pada kuartal I-2024, ekspor riil masih tumbuh sebesar 0,5% (yoy) ditopang oleh peningkatan ekspor jasa seiring kuatnya arus kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
Di sisi lain, volume ekspor produk utama seperti besi baja dan bahan bakar mineral tetap kuat, masing-masing tumbuh sebesar 35,8% dan 5,4% (yoy) pada kuartal I-2024. Sementara, impor riil juga tumbuh 1,8% (yoy) pada kuartal I-2024. Secara keseluruhan, kontribusi net ekspor (ekspor – impor) terhadap pertumbuhan mengalami kontraksi sebesar 0,2%.
Artikel Selanjutnya
Prabowo Pede Ekonomi RI Bisa Tumbuh 8%, Gimana Caranya?
(arj/haa)