Jakarta, CNBC Indonesia – Bank Indonesia (BI) menilai penguatan rupiah kembali ke level psikologis Rp15.900/US$ pada perdagangan pagi ini, Senin (6/5/2024), sebagai ‘gayung bersambut’. Hal ini mengingat kebijakan BI yang sudah diluncurkan mulai membuahkan hasil.
Sejauh ini, BI sudah menaikkan suku bunga, meningkatkan daya tarik pada aset Rupiah (SBN & SRBI), dan menurunkan hedging cost.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter (DPM) BI Edi Susianto menuturkan bersamaan dengan itu, secara kebetulan dari sentimen globalnya berubahan menjadi lebih kondusif beberapa hari terakhir.
“Dimana rilis data ekonomi US terkini plus statemen pejabat the Fed yang berubah menjadi agak dovish, mendorong pergerakan flows dana ke EM termasuk ke Indonesia. Asing kembali net inflow di SBN dan SRBI,” ujar Edi kepada CNBC Indonesia, Senin (5/4/2027).
Namun, Edi memastikan pihaknya akan mencermati beberapa hal. Pertama, data ekonomi AS yang akan keluar, karena kami melihatnya sentimen global masih bersifat data dependent. Kedua, pasar valas domestik di bulan Mei masih terdapat siklus repatriasi.
Melansir data Refintiv, pada pembukaan perdagangan hari ini Senin (6/5/2024) pukul 09.00 WIB, Rupiah dibuka menguat 0,68% di level Rp15.970/US$1. Penguatan ini terjadi data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang tak sesuai harapan hingga optimisme pasar terhadap data ekonomi Indonesia yang akan dirilis pada hari mampu mendorong pasar keuangan RI.
Artikel Selanjutnya
BI Siapkan Rp 197,6 Triliun untuk Ramadan & Idul Fitri 2024
(haa/haa)