Tbilisi, CNBC Indonesia – Asian Development Bank (ADB) mengungkapkan, sebanyak 16% populasi warga lanjut usia di Asia mengalami masalah kesepian atau mendekati depresi. Ini persoalan serius yang harus ditangani secara spesifik oleh pemerintah di masing-masing negara.

“16% orang lanjut usia yang disurvei mengatakan mereka sering merasa kesepian,” kata Aiko Kikkawa Senior Economist ADB dalam konferensi pers, di Tbilisi, Georgia, Kamis (2/5/2024)

Aikko menjelaskan kondisi tersebut terjadi pada lansia yang hidup sendiri, baik janda maupun duda yang merasa terisolasi. Adapun pada beberapa negara 10-30% lansia mengaku tidak berkomunikasi dengan anak.

“Perempuan cenderung alami ini karena lebih sedikit keterlibatan sosial dibandingkan dengan laki-laki,” terangnya.

Data ADB menunjukkan, jumlah lansia yang hidup sendiri mencapai 17% sejak era milenium seiring dengan menurunnya tingkat kesuburan tapi umur panjang meningkat. Di sisi lain, peningkatan standar hidup turut menjadi alasan hidup mandiri meskipun ada risiko lebih rentan akan risiko keamanan dan kesehatan.




Grafik Kedekatan Orang Tua dengan Anaknya. (Dok. ADB)Foto: Grafik Kedekatan Orang Tua dengan Anaknya. (Dok. ADB)
Grafik Kedekatan Orang Tua dengan Anaknya. (Dok. ADB)

Adapun, 98% lansia mempunyai anak dan 40% dari orang tua tersebut tinggal bersama anak. Sebanyak 50-70% orang tua dan anak memiliki rumah yang berdekatan, bisa ditempuh dengan waktu 30 menit.

Di China dan Korea Selatan, jumlah lansia yang hidup tanpa anak di dekatnya tergolong tinggi, yaitu lebih dari 45%. Sementara itu, jumlah lansia yang hidup tanpa anak di Indonesia, Filipina, dan Vietnam hanya berkisar 13-16%.

Faktor penentu apakah anak-anak yang sudah dewasa tinggal dekat dengan orang tuanya yang lanjut usia sangatlah kompleks. Di wilayah dimana dukungan antargenerasi lebih umum, kedekatan fisik mungkin akan lebih besar. Pada saat yang sama, kaum muda mungkin harus bermigrasi jauh dari tempat kelahirannya karena alasan ekonomi, dan seringkali meninggalkan orang tuanya.

ADB memandang pentingnya peran keluarga dalam hari tua bagi lansia, khususnya dalam hal perawatan. Sejauh ini 43% lansia tidak mendapatkan perawatan yang cukup.

“Pemerintah juga seharusnya melakukan intervensi,” ujarnya. Antara lain dengan penyediaan layanan jangka panjang dan lancar, melalui jaminan sumber daya manusia, peningkatan keterampilan dan formalkan pengasuh serta mendorong keterlibatan masyarakat secara umum.

Aikko melihat pada beberapa negara sebenarnya sudah memulai kebijakan tersebut, Akan tetapi kebijakan yang muncul cenderung tidak terintegrasi sehingga hasilnya menjadi tidak optimal.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Jokowi: Kita Ingin Ekonomi Tumbuh, Tetapi Tetap Hati-hati


(haa/haa)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *