Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mengungkapkan bahwa Indonesia akan mengekspor listrik ‘bersih’ ke Singapura melalui listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 2 Giga Watt (GW).
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin mengungkapkan bahwa ekspor listrik yang dilakukan Indonesia ke Singapura dengan syarat bahwa Indonesia juga mendapatkan manfaat berupa terdorongnya industri Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam negeri.
Rachmat menyebutkan salah satu yang akan dilakukan untuk mendorong industri EBT dalam negeri adalah dengan mendorong terbangunnya industri pendukung seperti industri panel surya dan baterai untuk mengekspor listrik ke Singapura.
“Jadi persyaratan kita adalah solar panel dan baterai energy storage sistemnya ini dibuat di Indonesia. Ini juga yang lagi kita dorong untuk mendorong pabrik-pabrik lain,” ungkap Rachmat kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, dikutip Kamis (2/5/2024).
Adapun, Rachmat mengatakan proyek ekspor listrik ke Singapura merupakan katalis untuk mengundang pabrik panel surya dan baterai listrik untuk bisa terbangun di Indonesia. Dengan begitu, listrik dari PLTS yang dihasilkan di Indonesia harus berasal dari panel surya yang dibuat di Indonesia.
“Jadi ini kan ada solar panel developer ya. Jadi mereka yang bikin PLTS-nya. Nah mereka kan harus beli solar panelnya. Nah dari situ mereka minta order, tapi ordernya kita bilang kalau order ini bisa dipenuhi harus bikin pabrik di Indonesia. Jadi harus masuk bareng-bareng,” jelasnya.
Salah satu pabrik panel surya yang sudah masuk di Indonesia, lanjut Rachmat, merupakan pabrik dari China yakni Trina Solar yang diklaim pada Juli ini akan mulai berproduksi di dalam negeri.
“Nah saat ini yang kita tahu ada satu tier 1, mungkin dia nomor 2 atau nomor 3 di dunia ya namanya Trina Solar, dia udah buat di Kendal. Nah ini kemarin saya ketemu mereka di China katanya bulan Juli mereka akan first production,” tambah Rachmat.
Dia klaim pihaknya akan terus mencari pabrik yang bisa memproduksi panl surya di dalam negeri untuk mendorong industri lainnya.
“Jadi kalau kita tahu saat ini yang punya mature teknologi dengan industri yang banyak itu di Tiongkok. Mereka ada banyak pabrik-pabrikan dan mereka sendiri sebenarnya sangat ingin untuk melakukan diversifikasi,” tandasnya.
Artikel Selanjutnya
Konsumsi Listrik 2024 Naik, Subsidi Ikut Melejit!
(pgr/pgr)