Jakarta, CNBC Indonesia – Gencatan senjata Gaza memasuki babak baru. Delegasi Hamas dilaporkan akan mengunjungi Kairo, Mesir Senin (29/4/2024) ini untuk melakukan pembicaraan baru.

Seorang pejabat Hamas, yang tak ingin disebutkan namanya mengatakan kepada Reuters bahwa delegasi tersebut akan membahas proposal gencatan senjata yang diserahkan Hamas kepada mediator dari Qatar dan Mesir. Pertemuan juga akan meminta tanggapan Israel.

Sayangnya, ia tidak mengungkapkan rincian usulan terbaru tersebut. Namun sebuah sumber yang mengetahui tentang perundingan terkait mengatakan Hamas diperkirakan akan menanggapi usulan gencatan senjata bertahap Israel di Gaza yang disampaikan pada Sabtu.

Ini termasuk kesepakatan untuk menerima pembebasan kurang dari 40 sandera sebagai imbalan atas pembebasan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel. Gencatan senjata tahap kedua, yang mencakup “masa tenang berkelanjutan”, juga akan dibicarakan.

“Setelah tahap pertama, Israel akan mengizinkan pergerakan bebas antara Gaza selatan dan utara dan penarikan sebagian pasukan Israel dari Gaza,” kata sumber itu.

Sementara Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu. Gedung Putih mengatakan keduanya meninjau pembicaraan yang dirancang untuk menjamin pembebasan sandera yang ditahan sejak serangan pada 7 Oktober, ditambah dengan gencatan senjata segera di Gaza.

Mereka juga membahas peningkatan kecepatan pengiriman bantuan. Termasuk persiapan untuk membuka penyeberangan baru ke Gaza.

“Presiden menekankan perlunya kemajuan ini dipertahankan dan ditingkatkan melalui koordinasi penuh dengan organisasi kemanusiaan,” kata pernyataan itu.

Biden juga menegaskan kembali posisinya mengenai kemungkinan invasi ke kota Rafah di perbatasan Gaza. Washington mengatakan bahwa Biden tidak dapat mendukung operasi Rafah tanpa rencana kemanusiaan yang tepat dan kredibel.

Diketahui, tak lama setelah panggilan telepon Biden-Netanyahu, Departemen Luar Negeri AS mengatakan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan memperluas perjalanan ke Timur Tengah. Perjalanan itu juga diyakini guna membahas upaya menuju gencatan senjata dan pembebasan sandera dengan melanjutkan perjalanan ke Yordania dan Israel setelah mengunjungi Arab Saudi.

Di sisi lain, pejabat senior Hamas mengatakan delegasi yang akan terbang ke Kairo bakal melakukan perjalanan dari ibu kota Qatar, Doha. Ia menambahkan dalam laporan lain bahwa delegasi tersebut akan dipimpin oleh Khalil Al-Hayya, wakil ketua Hamas di Gaza.

Serangan Israel ke Gaza sudah terjadi sejak 7 Oktober. Hingga kini 34.000 warga Palestina tewas, dengan dominasi anak-anak dan wanita.

Demo Bela Gaza di Kampus AS

Di sisi lain, demo besar-besaran mengguncang kampus-kampus elit di AS karena Gaza. Setidaknya 18 kampus elit AS memprotes serangan Israel ke Gaza dan meminta gencatan senjata segera.

Gelombang demonstrasi mahasiswa di AS sebenarnya dimulai dua pekan lalu. Ini diawali oleh sekelompok mahasiswa Universitas Columbia di New York namun menyebar dengan cepat ke seluruh negeri.

Sebenarnya demo damai telah dilakukan banyak kampus. Namun kadang-kadang polisi yang mengenakan perlengkapan anti huru hara menggunakan bahan kimia iritan dan taser, yang meningkatkan ketegangan dengan cepat.

Sebanyak 275 orang yang ditangkap di akhir pekan. Mereka antara lain 100 orang di Northeastern University di Boston, lalu 80 orang di Washington University di St Louis, 72 orang di Arizona State University dan 23 orang di Indiana University.

Dilaporkan AFP, tak semua yang ditangkap merupakan mahasiswa seperti di Universitas Washington. Di mana salah satu pengunjuk rasa umum yang ditangkap adalah calon presiden dari Partai Hijau AS, Jill Stein.

Ia justru menyalahkan polisi atas taktik agresif. Menurutnya hal tersebut telah memicu masalah yang seharusnya mereka atasi.

“Ini tentang kebebasan berpendapat… dalam isu yang sangat kritis,” katanya kepada CNN International sesaat sebelum penangkapannya pada hari Sabtu.

“Dan di sanalah mereka, mengirimkan polisi antihuru-hara dan pada dasarnya menciptakan kerusuhan,” tambahnya.

Sementara di kampus elit lain yakni Universitas Yale, mahasiswa kembali mendirikan kemah sebagai bentuk protes, setelah sebelumnya ditutup paksa oleh polisi dengan sejumlah orang ditangkap serta didakwa pelanggaran. Media independen kampus juga melaporkan hal tersebut.

Dari data Wahington Post, setidaknya demo dilakukan di 18 kampus besar AS. Antara lain Universtitas Norteastern, Universitas Emerson, Universitas Columbia, Universitas Princeton, Universitas Yale, Universitas NYU, Universitas Mary Washington.

Lalu ada Univ South Carolina, Universitas Emory, Universitas Ohio State, Universitas Indiana, Universitas Wahington, dan Universitas Minnesota. Ada juga Universitas Austin, Universitas Colorado, Arizona State University (A.S.U), University of Soutern California (U.S.C), California Sate Polytechnic University.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Amerika Dikucilkan di PBB karena Bela Israel, Rusia Puas


(sef/sef)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *