Jakarta, CNBC Indonesia – “Kiamat” baru mengancam bumi. Ini terkait dengan langkanya telur ayam.
Harga telur di dunia pun kini meroket. Sejumlah hal menjadi penyebab, mulai dari virus flu burung hingga kondisi cuaca.
Setelah mereda hampir sepanjang tahun 2023, kebangkitan kembali flu burung terlihat di sejumlah peternakan unggas beberapa negara. Amerika Serikat (AS) dan Jepang salah satunya.
Di AS, lebih dari 14 juta ayam petelur mati pada bulan November dan Desember akibat flu burung. Dalam 30 hari terakhir, lebih dari 8 juta unggas di kawanan komersial Amerika masih terinfeksi.
Dua minggu lalu, Cal-Maine Foods, produsen telur ayam terbesar di AS, menghentikan sementara produksinya. Perusahaan bahkan memusnahkan lebih dari satu juta ternaknya di salah satu fasilitasnya setelah wabah flu burung.
Kekhawatiran akan pasokan yang langka akhirnya membuat harga naik. Selusin telur berukuran besar kelas A kini berharga US$ 2,41 (Rp 34.600) di AS alias naik 10% dari tahun ke tahun (yoy).
“Alasan lonjakan besar harga telur adalah HPAI (flu burung yang sangat patogen) yang menyerang peternakan telur dan membunuh ayam serta mengurangi produksi telur,” tegas profesor dan ekonom pangan di Departemen Ekonomi Pertanian di Texas A&M University David Anderson, dikutip CNBC International, Senin (29/4/2024).
Di Jepang, kasus flu burung dilaporkan terjadi di peternakan unggas domestik di beberapa prefektur. Wabah itu menginfeksi ratusan ribu ayam.
Perlu diketahui Jepang adalah konsumen telur per kapita terbesar kedua, dan telur merupakan bahan penting dalam masakan Jepang. Harga telur berukuran sedang di negara ini naik lebih dari 20% menjadi 218 yen (Rp 23 ribu) per kg pada 17 April.
Selain soal flu burung, cuaca buruk juga menjadi penyebab lain. Ini setidaknya terjadi di Meksiko.
Panas terik di Meksiko telah menyebabkan banyak ayam mati akibat sengatan panas. Padahal negeri itu mengonsumsi telur per kapita dalam jumlah tertinggi di dunia.
Harga telur pun kini mengalami lonjakan harga sebesar 30% menjadi 45 peso (Rp 43 ribu) per kg dari minggu ke minggu karena gelombang panas yang hebat. Meksiko baru-baru ini mencatat suhu tertinggi dalam sejarahnya pada 15 April.
Di Norwegia, kekurangan telur selama liburan Paskah juga mendorong sebagian warga Norwegia berbondong-bondong ke negara tetangganya, Swedia, untuk membeli telur di sana. Indeks 12 bulan menunjukkan harga telur konsumen di Norwegia melonjak 17,4% di bulan Maret.
RI Disebut
Indonesia juga disebut mengalami kenaikan harga telur. Harga telur ayam ras juga meningkat lebih dari 10% sejak awal tahun.
Selain itu, faktor pendorong lainnya adalah tingginya permintaan telur akibat kenaikan harga daging. Sejumlah konsumen pun beralih mengkonsumsi telur sebagai substitusi daging
“Kita pernah mengalami rekor harga eceran daging sapi, babi, dan ayam yang tinggi, sehingga telur dapat menjadi pengganti, yang berarti harga telur akan meningkat,” kata pengamat dari Texas A&M University, Anderson.
Artikel Selanjutnya
Parah! Harga Telur di Pasar Makin Ganas, Peternak Beri Alasan Begini
(sef/sef)