Jakarta, CNBC Indonesia – Tensi geopolitik yang memanas di berbagai tempat, khususnya di Timur Tengah, hingga arah kebijakan suku bunga acuan bank sentral negara maju yang masih ketat mulai berdampak pada aktivitas ekspor dan impor Indonesia. Membuat tren surplus neraca perdagangan Indonesia makin melemah.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, tekanan terhadap neraca perdagangan ini harus diwaspadai karena permasalahan global itu telah membuat harga-harga komoditas bergejolak. Misalnya, harga batu bara telah turun 11,9% sepanjang tahun ini, bersama dengan penurunan harga gas alam yang turun 34,2$.

Sementara itu, harga minyak mentah dunia seperti Brent malah naik hingga sebesar 14,3% secara tahun berjalan atau year to date (ytd), sebagaimana harga minyak mentah kelapa sawit atau CPO yang naik sebesar 6% secara tahun berjalan hingga April 2024.

“Harga komoditas yang bergejolak ini harus diwaspadai karena faktor dari harga komoditas ini tidak hanya memberikan masalah terhadap perekonomian yang cenderung tengah melemah dari sisi global, namun juga terjadinya disrupsi dari sisi rantai pasok karena masalah keamanan dan geopolitik,” ucap Sri Mulyani saat konferensi pers APBN edisi April 2024, di kantornya, Jakarta, Jumat (26/4/2024)

Gejolak harga-harga komoditas itu menurut Sri Mulyani telah menyebabkan neraca perdagangan Indonesia terus melemah surplusnya. Secara kumulatif untuk periode Januari-Maret 2024 hanya sebesar US$ 7,31 miliar atau turun dari kondisi surplus neraca perdagangan Januari-Maret 2023 sebesar US$ 12,11 miliar.

“Surplusnya mulai turun, tahun lalu Januari-Maret 2023 surplus neraca perdagangan US$ 12,1 miliar, tapi untuk Januari-Maret tahun ini surplus lagi namun levelnya ke US$ 7,31 miliar,” tegas Sri Mulyani.

Sri Mulyani menganggap, kondisi terus melemahnya surplus itu juga dipicu oleh pertumbuhan ekspor Indonesia yang kini sudah negatif pertumbuhannya di level minus 12,8%. Sedangkan pertumbuhan impor meski sama-sama kontraksi namun lebih baik di kisaran minus 4,2%.

“Jadi dari sisi eksternal neraca kita harus diwaspadai dan monitor secara detail, perkembangan dari neraca pembayaran dan dagang ini penting karena ini akan mempengaruhi perekonomian global dan ekonomi kita,” ungkap Sri Mulyani.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


BPS: Impor RI November 2023 US$19,59 Miliar


(arj/mij)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *