Jakarta, CNBC Indonesia – Milisi Houthi dari Yaman masih melakukan serangan di Laut Merah, jalur perdagangan dunia penghubung ke Terusan Suez, Mesir. Terbaru, Houthi dilaporkan menembak empat drone dan satu rudal anti-kapal ke sebuah kapal pengiriman berbendera Amerika Serikat (AS), MV Yorktown.

Ini menjadi aksi terbaru kelompok tersebut setelah mendeklarasikan serangan ke kepentingan Israel dan sekutunya di Laut Merah sejak November. Tindakan ini sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza yang terus digempur Israel.

Beruntung dalam kejadian terbaru tersebut, tak ada korban luka maupun kerusakan. Militer AS di Timur Tengah, Komando Pusat AS (CENTCOM) mengatakan serangan itu digagalkan.

Dalam media sosial (medsos) X, dilaporkan bagaimana koalisi militer berhasil menjatuhkan drone dan rudal yang diluncurkan Houthi. “Dipastikan bahwa ASBM dan UAV (drone) merupakan ancaman nyata bagi kapal dagang AS, koalisi, dan di wilayah tersebut,” kata CENTCOM dikutip AFP, Kamis (24/4/2024).

Timur Tengah kini memang menjadi pusat kekhawatiran global. Ketegangan terus terjadi sejak Israel menyerang Gaza pada Oktober 2023 dan menewaskan 34.000 lebih orang, mayoritas anak-anak dan wanita.

Kemarin, Al-Jazeera melaporkan sebanyak 35 roket dilaporkan telah diluncurkan untuk menyerang Israel, Selasa waktu setempat. Roket ditembakkan dari wilayah Lebanon ke Safed di Israel bagian utara.

Mengutip AFP, Hizbullah mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Kelompok itu mengatakan mereka membalas kematian dua warga sipil yang tewas akibat serangan Israel di selatan Lebanon.

“Pejuang Hizbullah menembakkan lusinan roket Katyusha ke Israel utara sebagai bagian dari respons terhadap serangan musuh Israel terhadap… rumah-rumah warga sipil,” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.

“Khususnya pembantaian mengerikan di Hanin dan pembunuhan serta melukai warga sipil,” tambahnya.

Dalam keterangan berbeda kemarin, Hizbullah juga mengatakan pihaknya melancarkan serangan udara gabungan menggunakan drone umpan dan peledak yang menargetkan dua pangkalan Israel di utara Acre. Namun Tel Aviv mengatakan serangan itu tidak mencapai sasarannya.

Hizbullah dan Israel diketahui merupakan musuh bebuyutan. Namun intensitas serangan keduanya makin gencar setelah perang meletus di Gaza.

Di sisi lain, situasi tegang juga masih terjadi antara Iran dan Israel. Serangan Israel ke Konsulat Iran di Damaskus Suriah 1 April yang menewaskan tiga jenderalnya membuat Teheran menembakkan 300 lebih rudal ke Israel 12 April.

Ini kemudian dibalas Israel dengan laporan serangan terbaru 19 April lalu, di Isfahan, wilayah nuklir Iran. Namun tak ada laporan kerusakan yang berarti.

Meski begitu, retorika perang antara Iran dan Israel masih terus meningkat. Terbaru, Presiden Iran Ebrahim Raisi mengancam Israel akan “memusnahkan” Negeri Zionis itu jika mencoba menyerang negerinya lagi, saat kunjungan ke Pakistan, Senin.

“Jika rezim Zionis sekali lagi melakukan kesalahan dan menyerang tanah suci Iran, situasinya akan berbeda, dan tidak jelas apakah rezim ini akan tetap bertahan,” tulis kantor berita negara Iran, IRNA, mengutip ucapan Raisi, yang juga dilaporkan Russia Today (RT).

Raisi pun berjanji untuk terus mendukung perlawanan Palestina. Ia juga mengecam Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat sebagai “pelanggar hak asasi manusia terbesar” menunjuk pada dukungan mereka terhadap “genosida” Israel di Gaza.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


BP Setop Pengiriman Melalui Laut Merah Hindari Drone Houthi


(sef/sef)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *