Jakarta, CNBC Indonesia – Mantan Wakil Presiden RI ke 10 dan 12 yakni Jusuf Kalla mengungkapkan proyek fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) dari perusahaannya yakni PT Bumi Mineral Sulawesi Selatan (BMS) diklaim sudah bisa mulai beroperasi.
JK mengungkapkan hal tersebut usai kunjungannya memantau proses peleburan nikelore menjadi ferronikel di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Dia mengatakan dirinya bangga karena Smelter milik perusahaan Kalla Group sudah mulai berproduksi setelah menjalani proses pembangunan dalam lima tahun terakhir.
“Ini dibangun lima tahun terakhir dan hasilnya kita lihat sudah mulai berproduksi,” kata JK usai memantau langsung proses produksi PT BMS, dalam keterangan resminya dikutip Kamis (25/4/2024).
Selain itu, JK menyebutkan proyek tersebut nantinya akan memanfaatkan sumber daya manusia (SDM) dari dalam negeri. “Ini membanggakan karena perusahaan ini menggunakan tenaga kerja dalam negeri. Bahkan 80% itu berasal dari putra daerah Luwu dan sekitarnya. Sedangkan 20% berasal dari beberapa daerah termasuk Jawa,” ujarnya.
Smelter milik PT BMS ini menggunakan energy hydro power. Kelak, JK mengungkapkan, pihaknya akan menggelar soft lounching pada Agustus 2024 mendatang. Adapun, saat ini PT BMS telah mempekerjakan 1.500 orang tenaga kerja.
Lebih lanjut, JK juga mengungkapkan bahwa PT BMS saat ini telah membangun Smleter ke dua. Nantinya, JK juga memastikan jika PT BMS akan kembali membangun smelter ketiga dan keempat dalam dua tahun ke depan.
Dengan pengembangan itu, dia mengatakan pihaknya akan membuka ribuan lapangan kerja bagi masyarakat Sulawesi Selatan dan Indonesia.
JK menyebutkan target produksi pabrik 1 sebesar 33 ribu hingga 36 ribu ton per tahun. Saat ini, pembangunan pabrik 2 untuk nikel sulfat bahan baku pembuatan baterai mobil listrik progresnya sudah 40 persen, diperkirakan mulai operasi secara normal pada akhir tahun 2024.
Sementara itu, setiap smelter yang dibangun membutuhkan paling tidak 1.000 tenaga kerja. JK memastikan bahwa seluruh Smelter miliknya lebih mengutamakan pekerja dalam negeri. Dia klaim pihaknya kemungkinan hanya akan menggunakan tenaga kerja dari China di bagian konsultan.
Artikel Selanjutnya
Smelter Nikel PT ITSS Morowali Meledak, KSPI Buka Suara
(pgr/pgr)