Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengeluarkan pernyataan yang membuat murka Papua Nugini. Pasalnya Biden menyebut negeri itu sebagai “negara kanibal”.
Pernyataan ini pertama kali dikeluarkan Biden saat mengutip hubungan pribadinya dengan Perang Dunia 2 (PD2) saat berkunjung ke Australia. Ia menceritakan kisah pamannya yang meninggal dalam kecelakaan pesawat pada Mei 1944.
“Dia ditembak jatuh di Papua Nugini dan mereka tidak pernah menemukan mayatnya karena dulu ada… ada banyak kanibal, sebenarnya, di bagian Papua Nugini itu,” kata Biden saat menyampaikan pidatonya soal sang paman tulis NBC, Kamis (25/4/2024).
Perdana Menteri (PM) Papua Nugini James Marape pun buka suara terkait pernyataan Biden. Ia mengecam cap kanibal ke negaranya dan mendesak AS “membersihkan” sisa-sisa PD2 yang berserakan di Pasifik.
“Biden tampaknya menyiratkan bahwa pamannya dimakan oleh kanibal setelah pesawatnya ditembak jatuh di PNG selama Perang Dunia II,” kata kantor Marape dalam sebuah pernyataan dimuat South China Morning Post (SCMP).
“Pernyataan Presiden Biden mungkin salah bicara. Namun, negara saya tidak pantas diberi label seperti itu,” ujarnya.
Marape kemudian menyindir pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan AS di Pasifik terkait PD 2. Di mana Papua Nugini masih menjadi tempat bangkai pesawat, bangkai kapal dan terowongan, serta sisa bom yang belum dinonaktifkan
“Saya mendesak Presiden Biden agar Gedung Putih mempertimbangkan pembersihan sisa-sisa PD 2 sehingga kebenaran tentang hilangnya prajurit seperti Ambrose Finnegan dapat dikesampingkan,” tambahnya.
Sebenarnya AS sendiri menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan dengan Papua Nugini tahun lalu. Ini diyakini sebagai langkah menekan pengaruh China, seiring persaingan pengaruh di wilayah tersebut, di mana Beijing memiliki perjanjian keamanan dengan Kepulauan Solomon.
Namun kejadian ini menimbulkan ketegangan. Menteri Luar Negeri Papua Nugini Justin Tkachenko mengatakan bahwa hubungan dengan negerinya dengan Amerika telah mencapai “titik terendah”.
Mengutip sebuah catatan militer AS tentang kematian Finnegan, sebenarnya tidak disebutkan secara detil mengapa pesawat mendarat di Papua Nugini. Apakah pesawat itu jatuh akibat penembakan atau kanibalisme.
“Untuk alasan yang tidak diketahui, pesawat ini terpaksa mendarat di laut lepas pantai utara Papua Nugini” menurut catatan tersebut.
“Kedua mesin mati di ketinggian rendah, dan hidung pesawat membentur air dengan keras,” tambahnya.
Catatan pertahanan AS juga menunjukkan penerbangan Finnegan menghantam air dengan keras dan tiga anggota awak gagal muncul. Sementara satu orang selamat dan diselamatkan oleh tongkang yang lewat.
“Pencarian pada hari berikutnya tidak menemukan jejak awak yang hilang,” tulis laporan itu.
Secara historis, kanibalisme telah didokumentasikan di antara sejumlah kecil suku di wilayah terpencil Papua Nugini. Namun negara ini selama beberapa dekade telah mencoba menghilangkan kiasan kuno yang menggambarkan negara ini sebagai negara liar yang penuh dengan kebiadaban.
Artikel Selanjutnya
Detik-Detik Biden Dimaki Langsung Warga karena Dukung Israel di Gaza
(sef/sef)