Jakarta, CNBC Indonesia – Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI) Joko Suranto optimistis presiden terpilih Prabowo Subianto akan memenuhi janjinya membangun 3 juta unit rumah pada saat resmi memerintah nanti. Janji itu diucapkan Prabowo saat debat calon presiden sesi final pada Minggu (4/2/2024) lalu.
Joko mengatakan, industri properti/ perumahan berkontribusi sekitar 14% terhadap PDB Indonesia dan 9% terhadap APBN. Bahkan, menyumbang 35-50% terhadap pendapatan asli daerah (PAD), dengan serapan tenaga kerja mencapai 14-17 juta orang.
Hanya saja, lanjut Joko, dalam 1 dekade terakhir, tak ada perkembangan signifikan dalam penurunan backlog atau kesenjangan kepemilikan rumah di dalam negeri. Di mana, tahun 2010 tercatat backlog perumahan mencapai 13,5 juta dan pada tahun 2020 hanya turun menjadi 12,57 juta.
“Artinya, ada hampir 20% kepala keluarga yang belum mempunyai rumah. Padahal, memiliki rumah layak huni adalah salah satu indikator kesejahteraan masyarakat. Dalam 1 dasawarsa ini, properti atau industri perumahan diperlakukan belum sesuai dengan proporsinya,” kata Joko dalam Propertinomic CNBC Indonesia, Rabu (23/4/2024).
Bahkan, imbuh dia, Indonesia masih kalah dengan Malaysia dan Thailand, bahkan Filipina dalam hal sumbangan industri perumahan terhadap PDB.
“Kami dari REI lalu mengusulkan paradigma baru, yaitu propertinomic ini. Di mana, dengan pendekatan industri properti sebagai pengungkit ekonomi. Kami sedang riset bagaimana sebenarnya kontribusi properti ini, sehingga diakui perannya sebagai pengungkit ekonomi,” ujarnya.
“Dari data yang ada, properti ini adalah big giant atau raksasa yang sedang ditidurkan. Kenapa saya bilang seperti itu? Karena industri ini adalah padat karya, backbone-nya 185 industri. Ketika industri suatu proyek dijadikan sebagai subjek, maka mesin ekonominya yang saya sebut 185 industri tadi, akan panas dan tumbuh. Dan pertumbuhan itu akan kena juga ke mereka yang belum punya rumah,” kata Joko.
Jika kondisi ini tercapai, lanjutnya, akan menimbulkan pemahaman terhadap industri properti di dalam negeri.
“Ketika industri ini dipahami, akan muncul keberpihakan. Ketika ada pemahaman akan muncul keberpihakan, maka akan ada kebijakan,” kata Joko.
“Kami sudah melihat program kerja yang disampaikan oleh Prabowo-Gibran, dan kami adalah bagian dari yang mendukung itu. Kami juga sudah bertemu dengan Prabowo, 3 kali. Beliau sangat berkomitmen, dan konfirmasi, perumahan adalah program penting,” tambahnya.
Suatu saat, Joko berharap, pemerintah kemudian akan menjadikan industri perumahan/ properti sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Kemarin kita lihat sudah ada properti yang dijadikan PSN. Semoga pada saatnya sektor properti akan jadi PSN sehingga berdampak banyak bagi masyarakat, setidaknya ini menjadikan pemerintah serius dalam menangani masalah backlog ini,” sebutnya.
Program Prabowo
Seperti diketahui, Prabowo Subianto sebelumnya menjanjikan bakal membangun tiga juta unit rumah bagi mereka yang belum memiliki rumah.
“Saudara – saudara sekalian kita juga akan membangun tiga rumah untuk mereka yang belum punya rumah” ungkap Prabowo dalam Debat Capres Final pada Minggu (4/2/2024).
Lebih lanjut, Prabowo merinci “satu juta di pedesaan, satu juta di pesisir, dan 1 juta di perkotaan”. imbuhnya
Langkah tersebut diharapkan bisa mengurangi backlog Indonesia yang saat ini masih cukup tinggi.
Backlog ini merupakan istilah yang merujuk kepada jumlah rumah atau unit perumahan yang belum selesai dibangun atau belum tersedia untuk dihuni. Backlog perumahan bisa diibaratkan antrian panjang bagi orang-orang yang membutuhkan rumah tetapi rumahnya belum tersedia atau belum dibangun.
Artikel Selanjutnya
Live Now! Bos Properti Buka-bukaan Propertinomic
(dce/dce)